Anugerah

Sabtu, 26 Januari 2013 3 komentar

#Kutulis catatan ini dengan asa yang melambung tinggi, membawa mimpi-mimpi agung, dan menyeret jejak-jejak yang terserak dimasa lalu.#

Entah kapan dan bagaimana untuk pertama kalinya kita bertemu, aku tak bisa mengingatnya.
Kala itu, tak terlintas dibenakku, bahwa sampai saat ini, kau masih menemaniku bermain dalam putaran waktu.
Kala itu, aku hanya menatapmu sekilas dan setelah itu berkutat kembali dengan segala hal yang membentur pikiranku. Penat. Pusing. Dan terkadang, merasa sendiri.

Namun, kau ternyata mencipta pelangi dengan berjuta warna indah menghiasi langitku.
Kau taburkan kasih sayang dan menghiburku dengan kesetiaan.
Begitulah engkau, terasa nyaman dan terikat erat.

Aku adalah cerminanmu. Kau adalah cerminanku. Itulah yang selalu kau katakan jika dalam satu waktu apa yang terlintas dalam bayangan adalah sama.
Kau tidak pernah lelah memberikan kehangatan lewat tuturmu yang menawan, nasihatmu yang menenangkan, dan tawamu yang menggembirakan.

Mungkin kau sempat heran, mengapa disaat kita duduk berdua, kau selalu mendapatiku sedang tersenyum menatap kearahmu. Apa kau tahu jawabannya? Karena saat itu aku merasa Allah sedang memberikan kebahagiaan yang meski kujabarkan dengan ribuan kata, gemuruh manis itu tidak akan pernah tergambarkan. Dia telah memberikan cinta yang jujur dan penuh untukku melalui dirimu. Bisa kah kita membayar cinta dengan selain cinta, wahai sahabatku? Tidak. Karena itulah kau anugerah.

Sahabatku, melihatmu tersenyum disela-sela hariku, membuat diri ini menyadari bahwa ternyata kebahagiaan bukanlah soal kepuasan, melainkan kesyukuran. Jujur, aku tak pernah menyangka bahwa saat ini kau selalu ada disampingku, mengusap bahuku ketika goncangan kehidupan tiba-tiba mendera, dan dengan cepat kau selalu menangkap makna dari setiap diamku, tatapan mataku, dan air mataku.

 
Sahabatku, ketika suatu hari celotehan-celotehan absurd-ku kembali menghujanimu, maka perlu kau tahu tak ada maksudku untuk mengganggu waktumu, namun sungguh aku hanya ingin berbagi kisah dan mengajakmu meniti harapan indah bersama.

Sahabatku, ketika suatu hari aku berlaku konyol dihadapanmu, maka pahamilah, bahwa aku hanya ingin membuatmu benar-benar terhibur dengan kehadiranku.

Sahabatku, ketika suatu hari aku menggenggam tanganmu begitu erat, kemudian menarikmu menari dalam naungan rinai hujan, maka mengertilah, aku hanya ingin melahirkan kenangan indah yang kelak akan membuat kita tersenyum bila mengingatnya.

Sahabatku, ketika suatu hari perkataanku menghujam jantungmu, bukan berarti aku membencimu, namun sungguh aku hanya tak ingin melihatmu jatuh kedalam lubang hitam, yang membawamu menjauh dari-Nya.

Sahabatku, jika suatu hari aku tidak ada disampingmu, tidak bisa menyeka air matamu, tak lagi sempat mencandaimu, bukan berarti aku meninggalkanmu, namun ingatlah.. setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Selalu ada batas dalam perjalanan. Dan kematianlah yang mewujudkannya. Pejaman mata yang abadi akan menghapus celotehku dalam harimu, laku konyolku tak lagi menjelma dihadapanmu, dan genggaman tanganku tak lagi bisa kau rasa pada jemarimu.

Sahabatku, jika hari itu tiba, maka percayalah, aku masih ada disekitarmu, menemanimu, memandangimu, dan turut melawan kepiluan yang kapan saja menghantam jiwamu. Yakinlah, bahwa kelak akan ada perjumpaan yang jauh lebih indah antara kau dan aku, dalam keabadian. Aamiin.

R&R (Persahabatan Langit)



"Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya,
kamu teringat akan Allah, 
mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, 
melihat gerak-geriknya teringat mati"
 




3 komentar:

  • Unknown mengatakan...

    Subhanallah, semoga sahabatmu itu selalu mengingatkanmu kepada-Nya dan semoga persahabatanmu itu di ridhoi oleh Allah SWT :)
    apabila nanti kau tak bersamanya di Jannah, tolong cari ia tanyakan pada Allah dimana ia berada :'(

Posting Komentar